Sunday, March 18, 2018

Selayang Pandang As-Syafi’ie 07



Semual, As-Syafi’ie 07 itu kurang begitu populer seperti hari ini, dengan menjalankan beberapa program, yang mana p[rogram ini bisa terus selalu eksis dan mengalami perbaikan secara dinamis menjadi semakin membaik. Pada awalnya, As-Syafi’ie tidak lah jauh berbeda dengan rayon-rayon yang lain pada umumnya—seperti rayon Al-Ghazali, Al-Asy’Ari dll—dengan menjalankan beberapa program ala kadarnya, yang mana program tersebut sudah menjadi bagian tradisi pesantren, yang—sepertinya—dari semula tidak ada perubahan. Seperti kita saksikan, As-Syafi’ie sebelum mengembangkan kegiatan yang pada hari ini sudah begitu populer di daerah Latee, semula rayon ini belum memiliki kegiatan yang terlalu formal, yang hemat kami, itu kegiatan tersebut turut membantu pesantren dalam mengembangkan intelektualitas santri. Sebut saja misalnya adalah

“diskusi”, “komunitas menulis”, dan beberapa kegiatan yang lain, yang sangat membantu dalam meningkatkan semangat belajar santri dalam mengembangkan intelektual mereka. Akhirnya, lahirlah beberapa kegiatan di masing-masing kamar seperti diskusi ini. “Diskusi” adalah program paling dominan dari pada kegiatan-kegiatan yang lainnya. Meskipun begitu, ada program-program yang lain seperti program tulis-menulis, akan tetapi karena beberapa alasan anggotanya seperti adanya beberapa kegiatan di beberapa lembaga, tempat mereka belajar, menjadikan kegiatan yang sangat penting ini molor. Sebagai konsekuensinya, kegiatan tulis-menulis tidak berjalan maksimal. As-Syafi’ie 07, misalnya, yang memiliki buletin kebanggaan kita bersama, sebut saja “Tabligh (Media Kreasi dan Dakwah)”, sampai hari ini belum terbit kembali. Padahal, dari hitungan edisinya, Tabligh sudah seharusnya terbit, mengingat jangka waktu yang lama yang memisahkan dirinya denga para pembaca menjadikan para pembaca merindukan seperti apa wajah Tabligh di edisi yang berikut ini, mutifasi apa yang akan pembaca akan peroleh, kini pertanyaan itu terus menggelora dari mulut-kemulut para  netizen, yang sampai hari ini perbincangan itu belum selesai.