-
-
TULISAN INI DIHARAPKAN BISA MEMBANTU
SAUDARA-SAUDARAKU SEKALIAN YANG PADA SAAT BERSAMAAN, MENJALANI MATERI KULIAH
PADA SEMESTER VII, FAKULTAS USHULUDDIN, JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR.
Mahasiswa yang mengambil jurusan IQT
di semester VII, pasti akan bertemu dengan materi kuliah "Tafsir
Orientalis", betulkah begitu?tidak perlu dijawab, toh meskipun anda tidak
menjawab, saya tidak meragugkan, kok.
- Ketika dihadapkan pada materi ini,
pengalaman pribadi saya, serasa saya seperti bayio lagi. Bayi yang kaluar dari
rahim ibu, yang tidak memahami apa artinya saya pada saat itu. Orang-orang
dengan penuh gembira rasanya ketika melihat saya lahir. Ada yang bersyukur gembira,
ada pula yang menangis pertanda bahwa orang itu gembira (katanya).Sementara
saya saat itu, tidak memahami apa yang terjadi. Banyak peristiwa menakjubkan
saat itu, tetapi saya kurang cerdas memahaminya.
- Hubungannya dengan materi ini,
materi berbahasa asing, menjadikan saya seperti kembali lahir. Saya tidak
memahami bahasa asing saat itu. Bagaimana saya bisa mengenal sosok Jane Dammen
McAluiffe, sementara saya kurang tanggap pada bahasa asing, bahasanya
McAuliffe.Baiklah. Sebagai teman yang saat ini sedang menduduki bangku kuliah
semester VII, saya akan berbagi pengalaman, sepintas sepengatahuan saya tentang
Jane Dammen, dan kontribusinya dalam terhadap penafsiran.
- Janne Dammen McAuliffe
adalah tokoh orientalis yang tidak begitu skeptis terhadap Alquran.Jane Dammen
McAuliffe (lahir 1944) adalah seorang pendidik terkemuka Amerika, sarjana Islam yang dikenal secara
internasional dan Direktur Pelaksana Nominasi Nasional dan Internasional di
Perpustakaan Kongres. Dia adalah Presiden Emeritus Bryn Mawr College dan mantan
Dekan Georgetown College di Georgetown University.
- Sebagai spesialis dalam Al
Qur'an dan interpretasinya, McAuliffe telah menghasilkan Ensiklopedia Al Quran
enam tingkat dan terus memimpin tim editorial untuk edisi online karya tersebut.
Dia mengadakan pertemuan sebelumnya di Emory University sebagai profesor dan
dekan asosiasi dan di Universitas Toronto sebagai Ketua Departemen Studi Agama
dan Profesor Studi Islam di Departemen Peradaban Dekat dan Timur Tengah. Dia
menerima gelar BA di bidang Filsafat dan Klasik dari Trinity Washington
University dan gelar MA dalam bidang studi agama dan PhD dalam studi Islam dari
Universitas Toronto. Dia bahkan berdecak kagum atas apa yang menjadi fakta
historis umat Islam yang selalu berlandaskan pada al-Qura’an. Dalam artian
bahwa al-Qur’an selalu menjadi inspirasi kehidupan dan mudah merasuk dalam
sistem kognisi personal maupun masyarakat secara umum.
- Selain dari pada itu,
dalam pragraf lain di buku “Ensiklopedi al-Qur’an” dia menyebut bahwa para penulis
buku tersebut khususnya dirinya sendiri sebagai penggagas berada pada posisi
intelektual. Sehingga aspek penelitian yang dia kedepankan adalah akademis dan
penuh ketelitian. Hal itu dapat dibuktikan bahwa, Mcauliffe dalam penelitiannya
ingin menjauhkan diri dari pendekatan maupun perspektif (influence and
borrowing) yang telah diaplikasikan oleh para pendahulunya—seperti misalnya
Abraham Gieger, Richard Bell, Jhon Wansbrough dan lain-lain, yang tatkala
melihat Islam, mereka menggunakan pendekatan historis dengan perspektif
pendekatan tradisi Yahudi-Kristen.Hanya saja, meskipun dia secara tegas
mengatakan kalau Alquran adalah kitab suci umat Islam yang autentik, tidak
berarti pemikirannya semuanya sudah aman dari sinkronisasi pemahaman kita.
- Dengan kata lain, pemikiran yang dia tulis dalam bukunya, sepi dari masalah.
Sebagai karya manusia yang berbeda agama dengan kita, tidak mungkin
penafsirannya lepas begitu saja dari subjektifitas pribadinya. Maka dari itu
kiranya kita harus betul-betul berhati-hati membacanya sebelum kemudian
dilanjutkan pada implementasi.Terkait karir intelektual beserta yang lainnya,
maka anda bisa ikuti lagi pada tulisan saya di halaman berikutnya. KLIK DI SINI!!!
-
TULISAN INI DIHARAPKAN BISA MEMBANTU SAUDARA-SAUDARAKU SEKALIAN YANG PADA SAAT BERSAMAAN, MENJALANI MATERI KULIAH PADA SEMESTER VII, FAKULTAS USHULUDDIN, JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR.Mahasiswa yang mengambil jurusan IQT di semester VII, pasti akan bertemu dengan materi kuliah "Tafsir Orientalis", betulkah begitu?tidak perlu dijawab, toh meskipun anda tidak menjawab, saya tidak meragugkan, kok.
- Ketika dihadapkan pada materi ini, pengalaman pribadi saya, serasa saya seperti bayio lagi. Bayi yang kaluar dari rahim ibu, yang tidak memahami apa artinya saya pada saat itu. Orang-orang dengan penuh gembira rasanya ketika melihat saya lahir. Ada yang bersyukur gembira, ada pula yang menangis pertanda bahwa orang itu gembira (katanya).Sementara saya saat itu, tidak memahami apa yang terjadi. Banyak peristiwa menakjubkan saat itu, tetapi saya kurang cerdas memahaminya.
- Hubungannya dengan materi ini, materi berbahasa asing, menjadikan saya seperti kembali lahir. Saya tidak memahami bahasa asing saat itu. Bagaimana saya bisa mengenal sosok Jane Dammen McAluiffe, sementara saya kurang tanggap pada bahasa asing, bahasanya McAuliffe.Baiklah. Sebagai teman yang saat ini sedang menduduki bangku kuliah semester VII, saya akan berbagi pengalaman, sepintas sepengatahuan saya tentang Jane Dammen, dan kontribusinya dalam terhadap penafsiran.
- Janne Dammen McAuliffe adalah tokoh orientalis yang tidak begitu skeptis terhadap Alquran.Jane Dammen McAuliffe (lahir 1944) adalah seorang pendidik terkemuka Amerika, sarjana Islam yang dikenal secara internasional dan Direktur Pelaksana Nominasi Nasional dan Internasional di Perpustakaan Kongres. Dia adalah Presiden Emeritus Bryn Mawr College dan mantan Dekan Georgetown College di Georgetown University.
- Sebagai spesialis dalam Al Qur'an dan interpretasinya, McAuliffe telah menghasilkan Ensiklopedia Al Quran enam tingkat dan terus memimpin tim editorial untuk edisi online karya tersebut. Dia mengadakan pertemuan sebelumnya di Emory University sebagai profesor dan dekan asosiasi dan di Universitas Toronto sebagai Ketua Departemen Studi Agama dan Profesor Studi Islam di Departemen Peradaban Dekat dan Timur Tengah. Dia menerima gelar BA di bidang Filsafat dan Klasik dari Trinity Washington University dan gelar MA dalam bidang studi agama dan PhD dalam studi Islam dari Universitas Toronto. Dia bahkan berdecak kagum atas apa yang menjadi fakta historis umat Islam yang selalu berlandaskan pada al-Qura’an. Dalam artian bahwa al-Qur’an selalu menjadi inspirasi kehidupan dan mudah merasuk dalam sistem kognisi personal maupun masyarakat secara umum.
- Selain dari pada itu, dalam pragraf lain di buku “Ensiklopedi al-Qur’an” dia menyebut bahwa para penulis buku tersebut khususnya dirinya sendiri sebagai penggagas berada pada posisi intelektual. Sehingga aspek penelitian yang dia kedepankan adalah akademis dan penuh ketelitian. Hal itu dapat dibuktikan bahwa, Mcauliffe dalam penelitiannya ingin menjauhkan diri dari pendekatan maupun perspektif (influence and borrowing) yang telah diaplikasikan oleh para pendahulunya—seperti misalnya Abraham Gieger, Richard Bell, Jhon Wansbrough dan lain-lain, yang tatkala melihat Islam, mereka menggunakan pendekatan historis dengan perspektif pendekatan tradisi Yahudi-Kristen.Hanya saja, meskipun dia secara tegas mengatakan kalau Alquran adalah kitab suci umat Islam yang autentik, tidak berarti pemikirannya semuanya sudah aman dari sinkronisasi pemahaman kita.
- Dengan kata lain, pemikiran yang dia tulis dalam bukunya, sepi dari masalah. Sebagai karya manusia yang berbeda agama dengan kita, tidak mungkin penafsirannya lepas begitu saja dari subjektifitas pribadinya. Maka dari itu kiranya kita harus betul-betul berhati-hati membacanya sebelum kemudian dilanjutkan pada implementasi.Terkait karir intelektual beserta yang lainnya, maka anda bisa ikuti lagi pada tulisan saya di halaman berikutnya. KLIK DI SINI!!!