Saturday, May 4, 2019

HORMATILAH GURUMU



Dalam Serat dewa Ruci karya Sunan Kali Jaga diceritakan, seorang anak bernama Sena sedang ditugaskan oleh gurunya bernama Guru Durna ke sebuah daerah yang angker agar menemukan air suci Prawitasari. Prawitasari adalah inti atau sari dari ilmu suci.
Guru Durma menugaskan Sena sebagai muridnya menuju tempat tersebut untuk menguji kekuatan loyalitas pengabdian terhadap gurunya.
Saudara-saudara Sena semuanya melarang dirinya agar mengagalkan niat menuju tempat tersebut, karena itu --menurut mereka-- hanya jebakan Guru Durna lantaran alasan politik kekuasaan. Meski sudah diberitahukan demikian, Sena tetap berbaik sangka pada gurunya, bhw perintah gurunya terhadapnya tidak ada indikasi sesuatu apapun. Karena baginya, tidak ada guru yg bermaksud hendak mencelakai muridnya sendiri, apalagi sampai membunuh masa depannya.
Sebelum berangkat ke tempat tujuan, terlebih dahulu dia Sowan dan mencium tangan sang guru.
Singkat cerita, santri Sena yg berbekal prasangka baik pada gurunya bisa mengalahkan raksasa penghuni lereng, tetapi di lereng itu dia tdk menemukan apa yg dia cari.
Kemudia dia sowan lagi ke Guru Durma, dan guru ini memerintahkan Sena untuk mencarinya ke samudra. Di tengah samudra ini Sena bertemu dg naga raksasa, lantas ia bertarung dn menang.
Tak lama stlh kemenangannya ia bertemu bertemu dg Dewa Ruci, yg tak lain adalah bayangannya sendiri. Dan ia mendapatkan ilmu prawitasari di tengah samudra itu.
Hikayat ini mengingatkan kita bhw guru adalah sedemikian penting. Bahkan, betapapun guru dg maksud menguji atau mencelakai sekalipun (bukan menyesatkan), harus digugu dan ditiru (dijalankan titahnya).
Untuk semua guru-guru kami semuga diampuni dosa-dosanya. Alfatihah.